Tanya Jawab Seputar Pintu Dharma Tanah Suci
261
Pertanyaan :
Setelah belajar
Ajaran Buddha, saya ditertawain orang awam, jadi timbul kebencian, walaupun
saya tahu ini tidak boleh, tetapi ketika mendengar gunjingan, saya tidak
sanggup mengendalikan diri. Bagaimana mengatasinya?
Upasaka Li Bing-nan menjawab :
Terhadap diri
sendiri, hendaknya memandang diri sendiri sebagai Bodhisattva, mesti tercerahkan,
mesti bersabar; terhadap orang lain, hendaknya memandang orang lain sebagai
orang awam, barulah dapat menyempurnakan Jalan Bodhisattva, menyelamatkan
makhluk lainnya. Meskipun makhluk lainnya amat dungu, namun tetap harus
membangkitkan hati karuna (belas kasih universal).
Saat berada dalam
suka maupun duka juga menggunakan sepatah Amituofo, bahkan ketika tidak sanggup
mengendalikan amarah, juga menggunakan sepatah Amituofo sebagai perisai
pelindung diri, caranya adalah melafal berkesinambungan tak terputus, meredam
munculnya kebencian.
Kalau tidak
demikian, maka dia dungu, saya pun ikut dungu, bersama-sama jatuh ke alam
penderitaan.
Dipetik dari : Tanya Jawab
Seputar Pintu Dharma Tanah Suci
Penulis : Upasaka Li Bing-nan
Disusun oleh : Upasaka Ceng Qi-yun
淨土法門疑難問題解答
(二六一)
問 :
學佛以後,受世俗人的譏笑,不免起瞋恨心,明知不對,但功夫不到家,一聽閑言,就管不住自己。請老師指教。
李炳南老居士解答 :
對自己來說,要把我看做菩薩,應該覺悟,應該忍辱;對他人來說,因是凡夫,才能成就我度人的菩薩行,眾生雖很愚癡,但要起悲心。關鍵時候可用一句洪名,當做盾牌,緊接念去,壓住瞋心。否則就是他癡我癡,一起墮落。
文摘恭錄 : 淨土法門疑難問題解答
李炳南老居士原著
曾琦雲編譯